Dah lama pengennnn banget cerita, tapi blm ada waktu yg pas buat cerita ma temen semua. Ini peristiwa kurleb 9 thn yg lalu ( 2001 ) namun tidak akan kulupa sepanjang hidupku. Aku pengen dgn ceritaku ini, temen2 bisa ambil hikmahnya.
Singkat cerita ketika kami mencari obat untuk kakakku yg nomor 3 ke temenku yg juga muridku kebetulan pula beliau seorang Kiai, beliau mengatakan bahwa ada "barang" yg ditanam lama dirumahku yg harus dicabut. Hah!! "barang" apa lagi. Belum habis kekagetan kami krn ada yg "nakal" dgn kakakku dan harus dicabut juga, skr ternyata rumah kami ada yg "mengusili" juga. Huhuhuu....kalo dibilang sedih akan sedihhh sekali tapi kami bersyukur kami diketemukan dgn orang yg baek yg mau menolong kami tanpa pamrih, tanpa melihat perbedaan keyakinan.
Beliau mengatakan untuk mencabut "barang" yg ditanam dirumah kami, kami harus menyediakan seekor bebek utk medianya dan membawa tanah yg diambil dr rumah kami. Waktu itu kami harus berangkat ke wonosobo utk malakukan pencabutan baik untuk kakakku maupun untuk rumahku. Ketika kakakku sdh selesai "dicabut" * cerita selengkapnya ttg kakakku dilain jurnal ya*, giliran beliau mencabut yg ditanam dirumahku. Beliau melakukan ritual doa kemudian mengambil tanah yg diambil dr rumahku dan dimasukkan ke mulut bebek. Dibantu dgn asisten beliau, bebek tersebut dibelah perutnya dan dari perut tsb ada sebuah barang berwarna emas, kalo dilihat seperti kepala ular. Kemudian beliau mengatakan bahwa barang ini sdh EXPIRED alias mantra nya sdh tidak ada lagi. Beliau menambahkan ada orang yg tidak suka dgn keharmonisan keluarga Bapak / Ibuku kemudian ingin mengacaukan keluargaku. Oh Tuhan tega dan jahatnya orang yg melakukan itu. Ketika beliau mengatakan hal tsb, aku, Bapak dan Ibu saling pandang satu sama lain sambil mengingat-ingat dan bertanya - tanya kapan ada kejadian "yg luar biasa" dikeluarga kami yg mengacaukan keluarga kami.
Dalam perjalanan pulang ke jogja, pikiranku langsung mengarah ke kurun waktu 1987 - 1993. Oh Tuhan...Kurun waktu ini tidak akan kulupa sampai akhir hayatku. Kurun waktu yang sangat menyesakkan buat keluarga kami. Huhuhu..mau nulis dah mewek dulu. Waktu itu aku masih SD kurleb kelas 4. Awalnya Bapak dan Ibu sangat kompak plus mesra sekali. Sering nyanyi bareng, Ibu nyanyi Bapak ngiringi pake gitar. Tiap minggu siang pasti selalu tidur bareng diteras sambil gelar tikar ya becandaan gitu. Hingga suatu saat Ibu yang memulai pertengkaran. Aku yg saat itu masih duduk dikelas 4 SD berpikir mungkin hanya tengkar sehari saja. Tetapi tidak. Hampir tiap hari bertengkar dan Bapakku jarang membalas omelan2 Ibu. Kalopun Bapak menjawab paling Bapak ngendika," ora yo ora. percaya aku". Kalopun Bapak/ Ibu berdamai tidak ada pertengkaran, itu pun paling lama hanya dua hari setelah itu bertengkar lagi. Oya waktu itu Bapakku seorang mantri statistik di sebuah kecamatan di Jogja.
Dari omelan2 Ibu, kudenger kalo Ibu cemburu sama Bapak. Ibu menuduh Bapak "main" dgn temen kantornya.
Tidak mengenal waktu dan tempat, ya Ibu selalu memulai pertengkaran tidak mengenal waktu dan tempat. Pernah dalam perjalanan pulang kantor, Ibu marah - marah ke Bapak menuduh Bapak macam2. Bapak diam saja membiarkan Ibu ngomel segala macam. Pernah juga, suatu malam jam 2 dini hari, Ibu memulai pertengkaran itu. Bapak diam saja dan sabar. Tiap kali Ibu berteriak - teriak, hatiku, jantungku deg2an sekali. Takut sekali. Aku hanya bisa menangis sejadi jadinya kalo Ibu sdh ngamuk. Kalo Bapak mendengar tangisku, Bapak akan menghampiriku sambil bilang," sabar Nduk sabar". Karena kamarku bersebelahan dgn kamar Bapak/ Ibu, jadi aku yg pertama kali mendengar bila Ibu memulai pertengkaran. Kamar kakakku dan adikku dibelakang semua, jadi mereka kadang tidak mendengar pertengkaran Ibu. Kalaupun mereka mendengar, mereka akan diam saja dikamar. Kalo aku tidak bisa, aku akan teriak ke Ibu sambil nangis," sampun to bu, sampun. Isin kalih tetanggi". ( sudah Bu sudah, malu sama tetangga ). Ibu pun tidak menggubris teriakanku. Ibu melanjutkan teriakan2 tuduhan ke Bapak. Sedih banget. Pernah suatu malam aku bermimpi berada di sebuah gereja dan sepertinya bunyi lonceng gereja ada didekatku dan memekakkan telingaku. Karena saking keras bunyinya, aku terbangun kaget dan tambah kaget lagi krn kudengar Ibuku sdg marah2 sama Bapak dimalam hari. Oh Tuhann...
Disuatu pertengkaran Ibu sudah bilang," ceraikan aku". Oh Tuhan kagetku bukan kepalang mendengar kata2 Ibu spt itu. Nanti aku ikut siapa kalo Bapak/ Ibu cerai, waktu itu dalam hatiku aku janji akan ikut Bapak kalo Bapak/ Ibu cerai. Bapak diam saja ketika Ibu ngendika seperti itu. Jujur aku jadi benci sama Ibuku ketika mengetahui Ibu minta cerai dari Bapak. Kuutarakan kebencianku pada Ibu ke Bapak, seperti biasa Bapak bilang ," sabar, sabar Nduk. Pasrahke karo Gusti". "Biar Ibu pergi Pak, aku isin aku isin ", jawabku. Bapak merangkulku, kami nangis berdua.
Karena pertengkaran itu hari demi hari, minggu demi minggu, bulan demi bulan bahkan tahun demi tahun, kulihat kesabaran Bapak sudah mulai goyah. Bapak mulai mempertimbangkan ajakan Ibu untuk bercerai. Aku tau Bapak sudah minta nasehat ke mbah putri untuk masalah perceraian ini. Sungguh bijaksana nasehat Mbah Putriku, Bapak diminta bertahan demi keenam anak - anaknya. " Mesakke anak2mu Le nek koe cerai", begitu kata Mbah Putri. Dan Bapak bertahan untuk kami, untuk keenam anak-anaknya. Terimakasih Bapak sudah bertahan untuk kami. Kala itu Mbah Putri sering bilang ke aku," sekolahmu sing pinter ben/ biar Bapakmu seneng". Kujawab dengan anggukan. Tiap kali aku dolan ke rumah Mbah Putri selalu ditanya," piye Ibumu isih / masih suka ngamuk". Huhuhuhu....
Setelah aku lulus SMP kurleb taon 1993, pertengkaran itu semakin berkurang dan berkurang. Tuhan menolong Bapak dgn dimutasi kerja ke kotamadya jogja dan puji Tuhan Bapak dapet promosi jabatan yg lebih tinggi. Ibu sudah mulai tenang, jarang sekali memulai pertengkaran bahkan kedamaian dan ketentraman sudah ada dikeluarga kami lagi. Sering kulihat beliau berdua jajan sate kambing kesukaan Bapak berdua. Becandaan dikamar berdua. Kami anak2nya sdh dekat lagi dgn Ibu. Curhat sama Ibu mengenai sekolah, ya pacar. Puji Tuhan hingga saat ini keluargaku masih utuh. Bapak Ibu masih bersama menikmati masa pensiun dan mengisinya dgn kegiatan2 gereja dan sosial.
Dari pengalaman hidupku yg jujur ga enak sekali buatku pribadi, aku mendapat banyak hikmah. Bahwa sabar itu harus tiada batasnya seperti yg Bapak lakukan. Bahwa Tuhan tiada akan memberi masalah diluar kemampuan umatnya. Tuhan pasti akan memberi jalan dr setiap permasalahan yg ada. Yang kita perlukan sabar dan sabar dan berdoa berusaha.
Satu lagi "JANGAN PERNAH BERTERIAK / NGOMEL DIDEPAN ANAK". Hal ini akan berakibat buruk bagi psikologi anak. Aku adalah korbannya. Cukuplah aku saja. Dulu tiap aku mendengar orang berteriak, jantungku akan berdegup kencang dan panik, takut. Effeknya kurasakan sampe sekarang walo kadarnya sudah berkurang. Buat teman2ku tercinta, DONT ARGUE WITH YOUR COUPLE IN FRONT OF YOUR BELOVED CHILDREN. VERY BIG NO. Dulu aku menjadi pemalu dan minder. Tiap kali lewat depan orang banyak, aku akan selalu menghindar. Mungkin sdh bawaan orok ya, aku bisa melawan keminderan itu. Aku berpikir kalo aku minder aku ga akan maju. Horeee aku bebas dr minder. Sekarang malah over confident hehehhee...
Puji syukur Tuhan, Kau memberi kekuatan Bapak untuk bersabar dan bertahan untuk kuutuhan keluarga selama kurleb ENAM ( 6 ) TAHUN. Ga bisa kubayangkan kalo Bapak tidak sabar. Apa jadinya aku sekarang huhuhu. Suatu sore dirumah Ibu bilang ke aku," Bapakmu memang jodohku". Kembali ke barang yg dicabut dr rumahku oleh temanku yg kiai tsb, barang tsb sdh EXPIRED TIDAK ADA MANTRANYA LAGI. Oh Tuhan, Kau sungguh baik. Kau masih menyayangi kami. Kau ada dipihak kami. Mantra pun tidak mempan untuk mengacaukan keutuhan keluarga kami sampai barang jahat itu expired. Terimakasih Tuhan. Kau sungguh mulia. Tuhan jauhkan keluarga kami dari hal - hal yang jahat. Kuserahkan keluarga kami kedalam tanganmu yg maha pelindung bagi kami.
* maap ya tulisannya puanjang.
wah
ReplyDeleteamiinnn...
ReplyDeleteSetuju Mbak Esti, memang sebaiknya jangan bertengkar di depan anak, aku dan suami juga sudah commit untuk menjaga itu..mudah2an bisa yaa..God bless u and your fam Mbak Esti :)
do it always mom. GBu too
ReplyDeleteHuhuhu.. Lagi mengusahakan gak berantem didepan anak.. Pernah suami agak kenceng ngomongnya didepan anak2 sama azka di omelin.. Kecil2 galak ya ternyata anakku :p
ReplyDeletehe eh, percaya gak percaya, yg ilmu2an itu emang ada, dan entah koq ada org yg cukup gila, dan cukup tega nanemin gituan ke org lain.
ReplyDeleteIyah mmg, jgn bertengkar didepan anak, jgnkan bertengkar dan membentak mbakyu, ngomel ajah anakku itu udah alert, namane suami istri kadang kan ada ajah yah, omelan2 kecil lah, akunya males disuruh2, misua juga kadang dimintain tolong ada ajah alesan.Itu anakku udah alert, udah dimemory ama dia lho , ati2 lah kalo didepan anak pokoknya .
*sori ikut curcol
ReplyDeleteaq typical yg jg p'cemburu
suamiqu yg aparat, setiap 6bln psti dy dikirim keluar daerah bs3-7bln(bahkan hamil aq ga dtungguin)....
(lgsg ke intinya)saat hamil suamiqu b'teman dgn cewe, pacar temanx(mereka pcran dicomlangin suamiqu), sdh hmpir 2th anakqu, trnyata mereka msh b'teman...
aq complain, terserah mau diblg egois(intinya kmu suamiqu, jk tdk trlalu pntg, tdk prlu trllu dekat dgn tmn perempuanmu)..akhirnya ayah stuju blg ke cewe itu, klo aq gasuka mrka temenan-*at kuancam, kuaduin ayah sama ibux...hahahaha...
dan semenjak mreka ga tmnan, klrg makin harmonis, aqpun jrg ribut*dulu mah klo ribut, psti abis si ayah ku amuk+kulemparin apa ajah brg didekatqu..
ayo ayo berkomitmen tuk tdk argue didepan anak. kasihan lho nanti. untung aska galak ya..
ReplyDeletewaaaah..kayak sinetron mbak...yo intinya berserah diri sama Tuhan..aku sih percayanya sesuatu gak akan terjadi tanpa seijinNya..dan iyo mba..ojo ngamuk2x wae...sabar sabar..guyon wae yuuuk...
ReplyDeleteya aku percaya ma gituan mba krn aku liat dgn mata kepalaku sendiri.
ReplyDeletejangan pernah deh kita bertengkar depan anak. bahkan ngomel dikitpun tidak boleh. tapi ya namanya manusia ya kadang kelepas emosi nya hehhehe
setuju jeng kalo dirimu ga suka suamimu berteman dgn temen cewek. itu karena suamimu sdh berkeluarga. rawan deh kalo diterusin hehehhe. skr fine2 semua kan ??
ReplyDeleteYa ampyun...
ReplyDeleteOrang kok jahat yah...
Syukurlah semuanya baik2 saja sekarang...
Salut untuk bapak...
disinetronke wae yuk hehehhe...hanya sekedar share saja kok mba. aku ga malu tuk share ini karena temen2 bs ambil hikmahnya. ga papa to mba ??
ReplyDeleteiya lun...jd pembelajaran buat kita semua yg udah punya anak, jd apa yg kita lakukan efek terbesar ke anak, smg kita ga bertengkar didpn anak dan smg kita dijauhkan dr hal2 yg negatif yaaa...smg kita bahagia selalu yaa lun...
ReplyDeleteTernyata ilmu hitam itu emang ada yah, asalkan kita sering berdoa n dekat dgn Tuhan mrk pasti nga akan berhasil. PERCAYA...
ReplyDeleteBtw, emang klo kita lg ribut ma suami/istri sebaiknya nga di dpn anak2 krn mrk bs merasakan n menimbulkan trauma.
makasih sharingnya...:), banyak pelajaran yg bisa diambil ya mbak...:)
ReplyDeleteiya puji tuhan semua baik2 sampe skr. terimakasih mom
ReplyDeleteTFS ya mba.. Cerita itu bener2 pelajaran hidup yg berharga. Mudah2an kita yg muda2 ini bisa sesabar itu dlm menghadapi segala macam masalah apalg masalah rumah tangga dan bisa memberikan contoh yg baik utk anak2.
ReplyDeleteBener banget mbak.. Jgn pernah berantem di depan anak2 :-)
ReplyDeletesetuju cut. kita harus berpikir 1000 X kalo pgn bertengkar didpn anak. very bad effect to the children. smg kita semakin dewasa dlm menghadapi msl hingga tidak perlu berteriak didpn anak. sing ati2 kaor anak pokok e
ReplyDeleteTfs Mbak Esti, memang kl mau "diskusi kenceng" sm suami, sebaiknya tidak didepan anak...smoga aku dan suami pun slalu komit dgn itu...syukurlah klgmu baik2 ya Mbak, smoga slalu begitu...
ReplyDeletesepakat mbak
ReplyDeleteaq juga inget2 gk mau berantem di sepan anak
*wlpn kadang suka kebablasan hahaha*
untung Tuhan terus lindungi keluarga mbak esti ya
gk mempan yoooo smp expired
podo mbak,aku nek ada orang berantem di depanku rasane wedi banget,deg2an,trus nangis..nek bar berantem mesti yo nangis,nyeseelll banget,deg2an juga..
ReplyDeletememang pertengkaran tidak baik bagi kesehatan jantung :)
kalo menurutku ada mom. kakak dan ortuku tu yg pernah jadi korbannya hehehehe. selama kita beriman pada Tuhan, pasti Tuhan melindungi kita dr hal2 yg jahat.
ReplyDeletesetuju mom. aku trauma dgn kejadian itu. untung effeknya sdh berkurang tapi masih kurasakan sampe skr huhuhu
tfs mba esti.. aku setuju bgt utk tidak bertengkar di depan anak krn akan berefek pada psikisnya..
ReplyDeletesemoga rukun selalu ya mbaa...
tfa mba, bisa jadi pelajaran buat semuanya..
ReplyDeletesama2 ya. makasih dah mampir.
ReplyDeletesama2 mba. banyak hikmah dr kejadian ini. maka nya aku sll bilang bapakku orang paling sabar sedunia hehehhe
ReplyDeleteyuk berkomitmen jgn pernah bertengkar didepan anak2 kita...
ReplyDeletepfiuhhhhh kelar jg mba, in toh cerita mu yang tempo hari kamu bilang mba? tengkyu ya.. pembelajaran u/ kami...
ReplyDeletehuhu aku jd mewek..
ReplyDeleteberasa buka trauma masa kecil liat ortu bertengkar:'(
akhirnya begitu aku berumah tangga,nggak pernah bertengkar yg sampe teriak or bentak.yg ada diam n baru diomongin kl sudah lebih tenang..
btw,kekuasaan Allah itu nggak bisa dilawan manusia.sekuat apapun mantranya,kalo kita selalu pasrah sama sang pemilik hidup,insya allah nggak ada yang bisa otak atik..
yuk berkomitmen jgn pernah bertengkar didepan anak2 kita...
ReplyDeleteharus berkomitmen mba win. emang susah siy ngerem emosi didpn anak. aku sll wanti2 ma suami jgn pernah teriak dpn anak. iya puji tuhan keluargaku masih dilindungi Tuhan mba. suatu anugerah luar biasa
ReplyDeletehehehhe ayo kasihan E nanti kalo bertengkar di depan E. you are still young mba din so masih suka agak esmosian gitu. maap ya kalo salah hehehhe
ReplyDeletebetul mba. kuasa Tuhan yg menyelamatkan keluargaku. thanks yo mba.
dirimu wis pernah ada trauma koyo aku po bu ?? smg tidak ya
ReplyDeletesama2 ya mak. yuk kit aambil hikmah dr pengalamanku ini. amin amin Tuhan yg merukunkan ortuku mak hehehe
ReplyDeletesama2 mbah iker
ReplyDeletehai mba diz. iya ini yg kumaksud kemaren. hehehhe panajng ya ceritanya. sama2 ya mba
ReplyDeletebaca cerita mbak esti, serasa lagi nonton tv hitam putih (kembali ke masa lampau) saking terlarutnya.
ReplyDeletesemoga rukun selalu keluarga nya ya mba. TFS
dirimu juga punya pengalaman yg sama kayak aku ya bu. sabar ya. aku jg ngalami. ga usah salahkan ortu krn mrk mungkin ga tau. kita sbg anak2nya harus menjadi lebih baik. ga niru tindakan mereka yg mugkin salah. setuju kan
ReplyDeleteserasa nonton sinetron kisah nyata ya hehehhe. ambil hikmahnya ya bun.
ReplyDeleteamin amin smg Tuhan melindungi keluargaku terus
kel kami dl perah ngalami jg mba est, wkt mamak diguna2in ama sodara sendre
ReplyDeletetp emang, gak ada kekuatan apa pun yg lebih dari Tuhan..kadang dia bisa mengganggu kita tp penyertaan Tuhan luar biasa..sampe skrg aku bisa melihat hasilnya..
mengenai bertengkar didepan pasangan..betul. jangan sampe didepan anak..anak2 jadi trauma
aku dulu ngerasain kl bapak marah...tapi mamak sekalipun gak penah melawan..kasian banget
tp ternyata justru itu ampuh mengubahkan bapak..
makasih ceritanya mbak. BIsa menjadi pelajaran hidup bagi siapapun yang membacanya.
ReplyDeleteadalah mbak saat2 kaya gitu..
ReplyDeletemakanya sekarang belajar sabar,yang lalu buat pengalaman dan pelajaran..
TFS... mataku ampe berkaca-kaca loh... menyesal krn aq sering kebablasan ngomel2 sama suami di depan gian... kadang berusaha di tahan tp jatohnya malah nangis. klo udh gitu gian suka ngeliatin dgn tatapan yang menusuk jantungku... Moga qta semua selalu diberi kesabaran lebih ya mba... Salut sama bapaknya mba esti...
ReplyDeleteTerima kasih sharingnya ma, aku salut sama bapak kesabarannya extraordinary..
ReplyDeletehaduuuuhhh mbak, aku bacanya merindiiinggg. sayang mama mertua ga sanggup bersabar dan papa mertua ga sanggup berkaca akan kondisinya :(
ReplyDeletehufff...tarik nafas sek...jangankan bertengkara depan anak, nangis dan menampakan kesedihan di depan mereka aja klo bisa jangan...soale emang pengaruhnya ke psikologi anak...*mugo2 bisa jadi pembelajaran buat ak juga yo* matur nuwun mbak esti sharingnya...
ReplyDeleteaku juga pernah ngalamin ky mbak esty, makanya kalo ada yang marah2 atau teriak2 sebisa mungkin aku menjauh, udah ndredeg duluan soale... Kl lg emosi di rumah aku emang ga' pernah triak2 d dpn adam paling yo mewek, menneng tok tp papae adam kadang pengen tak sumpel kalo dah ngamuk marah sambil teriak2 sampe tak bilang kampungan hehehe...
ReplyDeleteterimakasih untuk sharingnya mom..
ReplyDeletejadi mengingatkan lagi untuk tidak "debat kusir" di depan anak.. :)
masalah keluarga kita hampir sama...
ReplyDeletetapi justru dalam hal ini, mamah yang sangat sabar sehingga perceraian tidak terjadi..
Jadi minder sich gak, tp jadi trauma sama yang namanya pernikahan..
Don't argue with your couple in front of your child?
Wah, Nana dah pernah sharing nich.. Susah bgt, suka kelepasan.. Ad saran?
:((..baru sempet mbaca..
ReplyDeletesediiihh bacanya..saluut sm bapak yg punya stock sabar banyak..
tfs y mak...huhuhu kudu di inget2 nie klo mo ngomel sama papah harus nyari tempat..wkwkwkw
tfs bunda...jadi mengingatkan kita semua ibu2 muda disini...
ReplyDeleteso klo mau berdebat sama ayah harus ngumpet dari salwa....ingat ingat
oh pernah ngalami kek gini juga ya Eda.
ReplyDeleteKuasa Tuhan mmg dahsyat ya kalo kita teguh beriman kepadaNya.
syukurlah Bapak bs berubah Eda. pasti hari2 itu sangat berat bagi Eda dan keluarga. GBU
sama2 ya mba. mari kita ambil hikmahnya dr pengalamnku ini.
ReplyDeletetiap orang pasti punya cerita sendiri2 yo mba. banyak hikmah g bs kita ambil dr pengalaman itu. it will make us stronger. setuju to bu
ReplyDeletekasian gian lho mom. anak bs minder ato trauma akan hal itu. mmg sulit kita meredam emosi utk tidak ngomel didpn anak. tarik napas dulu biar emosi agak lerem..jangan lagi ya mom, kasian gian. yuk kita sama2 berkomitment. peluk buat mama nya gian
ReplyDeleteterimakasih ya bunda...salam buat si kecil
ReplyDeleteuntungnya bapakku orange suabaaaarrrrr bgt mba. jadi bs slg melenkapi karo ibuku yg cenderung suka esmosian hehehe...
ReplyDeletesetuju mba. kasihan anak2. kasihan aku ya hehhehe
ReplyDeletemba nelly punya jg pengalaman kayak aku ya. sedih ya mba. bikin kita trauma. pelukan yukkk merasa senaseb hehehhe. duh papa adam , kasihan adam dong. kadang cowok mmg lebih emosional mba. suamiku jg pernah gitu. pas dah adem kuomongi baek2. dia minta maap ga mau ulangi lagi. mmg sulit jg kok mba meredam esmosi. smg kita lebih baik dr ortu kita ya mba. amin
ReplyDeletesama2 ya mom. iya jgn debat dpn anak. kasihan sm anak. GBU
ReplyDeletesetuju banget...
ReplyDeletekita senaseb ya mba na.
ReplyDeleteuntung mama mba na sabar. aku sempet minder mba krn aku malu sm tetanggaku. yah, itu masa dulu. kita ambil hikmahnya saja. ini mama n papa mba na dah baik2 saja kan ?
thank you ya mak. iya bapakku orangnya suabarrr poll. kalah deh aku. diniget2 trs lho mak jgn ngomel dpn nay..
ReplyDeletesama2 ya bun.
ReplyDeletetoss tehhh
ReplyDelete